CERITA DEWASA || KENIKMATAN ENTOT JANDA ANAK 3





CERITA SEX DEWASA, CERITA SEX INCEST, CERITA SEX MERTUA DAN MENANTU, FOTO BUGIL, FOTO TELANJANG, FOTO HOT CEWEK TOGE , FOTO KIMCIL, VIDEO BOKEP BARAT, VIDEO BOKEP JEPANG, VIDEO BOKEP TERBARU, FILM BOKEP


Wedang Janda - Tetangga ku sebut saja Bu yusi, Ia sudah pernah menikah dua kali. Suami yang pertama meninggal, sedangkan suami kedua merantau ke Malaysia. Mempunyai 3 anak, anak pertamanya sudah kerja di Jakarta.


Anak kedua, bernama Bam, adalah teman mainku sejak kecil. Aku selalu bermain ke rumahnya. Sejak lulus SMP Bam sekolah di kota lain. Tapi aku masing sering datang ke rumah Bu Yusi untuk menjemput adikku yang sebaya dengan anak ket


Aku sering dibuat “gemes” oleh Bu Yusi karena gerak-geriknya yang mengundang birahiku. Kalau di rumah ia suka pakai baju seenaknya, duduk atau tiduran juga seenaknya.
sehingga sering terlihat buah dadanya yang ranum atau pahanya yang mulus. Bukan

Sekali dua kali aku melihatnya sedang tiduran dan bajunya tersingkap. Mungkin ia lupa kalau aku sudah remaja dan sudah punya nafsu.

Sekali waktu aku pernah melihat Bu Yusi lagi nyuci baju di sumur belakang rumahnya. Sambil jongkok dan bugil. Sayang ia menghadap ke tembok, jadi aku hanya bisa melihat pantatnya yang aduhai.

Gara-gara itu aku jadi suka berkhayal tentang Bu Yusi. Aku suka deg-degan kalau mau menjemput adikku di tetangga .

Suatu ketika dimana hari waktu aku mau menjemput adikku ke rumah Bu Yusi, hujan turun tiba-tiba dan sangat deras. Otomatis aku lumayan basah kuyup. Bu Yusi menyuruhku untuk ganti baju dan celana pendek milik Bam.

Tadinya aku mau menolak tapi Bu Yusi memaksa. Adikku dan anak Bu Yus masih saja asyik bermain di ruang tamu. Bu Yus menggandengku ke kamar Bam. Tak lupa ia menutup pintu dan setelah itu melepas baju kaos yang kupakai.

Aku seperti terhipnotis, diam saja. Apalagi waktu Bu Yus jongkok di depanku lalu dengan tiba-tiba memelorot celanaku dan kemudian

celana dalamku. Aku diperlakukan seperti anak kecil.
Mula-mula dipakaikan baju milik Bam, lalu celana. Aku terkejut waktu wajah Bu Yus bersentuhan dengan “anuku” saat ia memakaikanku celana.

Otomatis “anuku” membesar. Ketika celana baru sampai ke lututku tiba-tiba Bu Yus meremas- remas “anuku”. Dia hanya menatapku dengan raut wajah gemas. Dan aku bingung tak tahu apa yang harus kuperbuat selain diam saja. Apalagi ketika kurasakan nikmat di balik remasan Janda ini.

Tak lama kemudian Bu Yusi berdiri lalu jalan menuju pintu sambil menarik “anuku”. Aku berjalan terseok-seok akibat celana yang masih nyangkut di lutut. Kemudian Bu Yusi jongkok lagi sambil menyingkap roknya, membuat celana dalam ungunya terlihat.

Punggungnya disandarkan ke pintu, mungkin maksudnya untuk menahan agar pintu tidak bisa dibuka. Setelah puas meremas remas, tiba-tiba Bu Yusi memasukkan “anuku” ke mulutnya.

Aku pernah nonton adegan seperti itu di HP temanku, tak kusangka aku akhirnya mengalami sendiri. Bu Yusi mengulum dan menghisap “Batangku” yang membuatku nafsuku meledak ledak.
Dengan agak ragu aku membungkuk dan kuarahkan tanganku ke dadanya. Bu Yusi diam saja saat kuremas-remas dua buah yang menggantung di dadanya.

Nikmat yang kurasakan saat meremas membuatku makin terangsang. Ditambah lagi dengan hisapan Bu Yusi yang makin gencar. Akhirnya aku tak tahan lagi. Spermaku tumpah di mulut Bu Yusi. Bu Yusi tidak menelan cairanku, ia berjalan menuju jendela yang tertutup, membukanya sedikit dan membuang spermaku di situ.

Dengan tubuh gemetar kupakai celana pinjaman. Bu Yusi menghampiriku dan mengajakku keluar kamar.
“Jangan bilang siapa-siapa ya”,

Pesan Bu Yusi sambil membuka pintu. Aku hanya mengangguk. Bu Yusi meminjamiku payung lalu kuajak adikku pulang. Semalaman aku tidak bisa tidur memikirkan Bu Yusi dan kenikmatan yang diberikannya.

Sampai beberapa hari memori tentang kejadian di kamar Bam terus membayangiku. Rasanya aku ingin mengulangi lagi. Setiap kali ke rumah Bu Yusi aku berdebar-debar, berharap ia melakukannya lagi padaku. Sayangnya kesempatan itu tidak pernah ada.

Kadang di rumah Bu Yusi ada tamu, entah itu tetangga atau dari luar kampung, kadang adikku langsung minta pulang begitu aku muncul di pintu rumah Bu Yusi. Aku gelisah setiap kali hasrat ku muncul. Kalau aku tak tahan kubelai-belai dan kukocok sendiri “anuku” sambil membayangkan dihisap oleh Bu Yusi.

Tapi meskipun aku orgasme, kurang afdol rasanya dibandingkan kalau diemut Bu Yusi. Suatu hari waktu aku baru pulang sekolah Bu Yusi datang ke rumahku dan minta tolong untuk merakit lemari knock down yang baru dibelinya. Waktu itu adikku dan anak Bu Yusi sedang ada les di sekolah, jadi ia sendirian di rumah. Aku cepat-cepat ganti baju lalu mengikutinya pulang.

Sampai di rumahnya aku langsung mulai bekerja memasang-masang lembaran papan yang diletakkan di dapur. Bu Yusi masuk ke kamarnya sebentar lalu keluar lagi menemaniku sambil duduk di bangku kayu persis di depanku. Sebelum duduk ia menyibak lebih dulu dasternya ke atas. Aku terkagum sekali waktu duduknya agak mengangkang. Ternyata ia tidak pakai celana dalam.

Aku langsung ereksi, tapi berusaha pura-pura sibuk meskipun sebenarnya nafsuku sudah menggebu-nggebu. Ketika aku sedang asyik merakit sambil duduk di lantai, tahu-tahu Bu Yusi sudah berdiri di depanku. Lalu ia menarik bagian bawah bajunya ke atas hingga terlihat kemaluannya. Rambutnya lebat.

Aku melongo melihatnya. Sesaat kemudian Bu Yusi menarik kepalaku sampai mulutku menempel di kemaluannya. “Jilatin, Moes …”, pintanya saat aku menengadah menatap wajahnya. Aku pun langsung menciumi dan menjilati “kemaluan nikmat milik” Bu Yus. Kemudian Bu Yusi kemudian duduk di meja dapur sambil mengangkang lebar-lebar lalu memintaku melanjutkan lagi jilatanku.

Bu Yusi tampak menikmati sekali. Desahannya membuatku makin bernafsu. Sesekali kumainkan jariku di “milik” Bu Yusi. Lama-lama Bu Yus tidak tahan. Ia turun dari meja dan langsung melepas celanaku. Ganti aku yang mengerang keenakan saat “senjataku” dihisap olehnya.

Setelah puas menghisap, Bu Yusi berdiri membelakangiku sambil membungkuk. Tangannya bertumpu di meja. Pantatnya yang bersentuhan dengan “senjataku” digoyang-goyang. “Cepet masukin, Moes …” katanya. Aku berusaha mencari-cari sasaran, tapi tidak bisa. Akhirnya Bu Yus membantuku hingga berhasil masuk.

Oh, rasanya tak bisa diungkapkan dengan kata- kata. Nikmat sekali. Apalagi ketika Bu Yusi bergerak maju-mundur. Aku mengikuti gerakannya. Lama-lama aku tahu caranya. Berkali-kali Bu Yusi mengerang, sehingga aku jadi tambah bernafsu. Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka. Ternyata anak Bu Yusi datang. Bu Yusi cepat- cepat membenahi bajunya.

Aku juga buru-buru memakai celanaku lagi lalu pura-pura merakit almari, sementara Bu Yusi keluar dari dapur menyambut anaknya. Aku berusaha mengatasi nafasku yang ngos-ngosan sambil mengumpat dalam hati, kenapa anak itu cepat sekali pulangnya. Bu Yusi menyiapkan makan siang buat anaknya di ruang tamu.

Setelah itu ia ke dapur lalu menyeretku ke kamar mandinya. Di situ aku dan Bu Yusi melanjutkan kenikmatan yang tertunda sampai cairanku keluar. Lega sekali rasanya. Bu Yusi mengingatkanku untuk tidak cerita ke orang lain tentang hal itu.

Sejak saat itu, setiap kali ada kesempatan, aku dan Bu Yusi melakukannya. Kadang di dapur, kadang di dekat sumur. Kami tidak pernah melakukan di kamar Bu Yusi, karena kamarnya tidak berpintu. Hanya ditutup kain korden tebal. Sayangnya, hubungan gelapku dengan Bu Yusi hanya sebentar. Tak sampai 6 bulan.

CERITA SEX DEWASA, CERITA SEX INCEST, CERITA SEX MERTUA DAN MENANTU, FOTO BUGIL, FOTO TELANJANG, FOTO HOT CEWEK TOGE , FOTO KIMCIL, VIDEO BOKEP BARAT, VIDEO BOKEP JEPANG, VIDEO BOKEP TERBARU, FILM SEMI JEPANG

Comments